MAKALAH TENTANG MANUSIA DAN CINTA KASIH
NAMA : MUHAMMMAD
YUDHISTIRA BHAGASKORO AGUNG
NPM : 54417278
KELAS: 1IA14
FAKULTAS : TEKNOLOGI
INDUSTRI
JURUSAN : TEKNIK
INFORMATIKA
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Maksud Dan Tujuan Masalah
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Manusia
2.2 Arti Cinta Kasih
2.3 Mcama-Macam Cinta
2.4 Kemesraan
2.5 Hubungan Manusia
Dan Cinta Kasih
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah. Makalah ini
membahas “Manusia dan Cinta Kasih”
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
– besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
( Muhammad
Yudhistira B.A)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Cinta merupakan pengalaman yang sangat
menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada
umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka
semakin bertambah ketika dunia perfileman memperkenalkan arti cinta yang salah
dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita
romantika.
Dari jaman dulu sampai sekarang
hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas
dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan dan
diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup
fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran, seorang
punjagga terkenal, berpendapat bahwa “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta
sangat erat dalam kehidupan dan tidak bias di pisahkan dalam kehidupan. Tidak
pernah selintas pun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus
akan cinta, mereka butuh akan cinta.
Kendati pun demikian, hampir setiap orang
tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir
tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu
seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan
latihan untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih sering sekali kita
terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena
itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih,
agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang
selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada
akhirnya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah
pengertian manusia ?
2. Apakah
pengertian cinta kasih tersebut ?
3. Apa
sajakah macam-macam cinta itu ?
4. Apakah
pengertian kemesraan ?
5. Hubungan
antara Manusia dan Cinta Kasih
1.3
MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun
maksud dan tujuan pembahasan makalah ini, yaitu berdasarkan rumusan masalah di
atas.
1.
Untuk mengetahui pengertian manusia
2.
Untuk mengetahui makna cinta kasih
3.
Untuk mengetahui macam-macam cinta
4.
Untuk mengetahui pengertian kemesraan
5.
Untuk mengetahui hubungan antara manusia dan cinta kasih
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka
bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara
biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia
dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan
manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada
manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan
manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam,
dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan
selaras dan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan,
dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat
At-Tiin ayat 4 :
لَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (٤
“Sesungguhnya
kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
2.2
ARTI CINTA KASIH
Menurut kamus bahasa Indonesia karya W.J.S
Poerwadarminta, Cinta adalah rasa sangat suka atau rasa sayang ataupun rasa
sangat kasih atau tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan
sayang atau cinta kepada seseorang atau menaruh belas kasihan.
Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu
hampir sama sehingga dapat dikatakan kata kasih lebih memperkuat kata cinta.
Karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada
seseorang yang disertai dengan perasaan belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir bersamaan, keduannya
memiliki perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa,
sifatnya mengarah kepada orang atau dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari
cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan dengan kata sayang, kata ini
mengandung pengertian lebih nyata dalam wujud cinta seseorang.
Menurut tipologi Heymans, seseorang yang banyak memiliki cinta kasih termasuk
dalam tipe kholerikus. Orang yang tergolong dalam tipe ini tidak mau diam dan
selalu memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu, dan kegiatannya selalu terarah
kepada rasa sosiabilitas yang tinggi. Mereka memiliki rasa belas kasihan, suka
menolong sebagai pertanda rasa kasihnya kepada orang lain. Selain tipe
kholerikus , manusia tipe gepassioneerd juga memiliki sifat yang penuh cinta
kasih walaupun ia tergolong keras dan berdisiplin tinggi. Mereka orang
orang baik hati yang mau berbuat sesuatu untuk orang lain atas dasar cinta
kasih.
B.
Kasih Sayang
Menurut kamus umum bahasa indonesia
karangan W.J.S Poerwadarminta, kasih sayang diartikan dengan kasih
sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam bentuk rumah tangga, kasih sayang
merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang merupakan pertumbuhan dari cinta.
Percintaan muda-mudi yang diakhiri dengan perkawinan menjadikan rumah tangga
mereka bukan lagi berdasarkan cinta semata, tetapi bersifat kasih mengasihi atau
saling menumpuhkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang masing-masing pihak
dituntut untuk memiliki tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,
saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur
tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang
tidak disertai kejujuran akan mengancam kebahagiaan rumah tangga.
2.3
MACAM – MACAM CINTA
1. Cinta
Kepada Allah
Diantara objek-objek pemujaan , ada yang
ditujukan kepada Yang Mahakuasa, yang bersifat pemujaan tertinggi. Pemujaan
tersebut dilakukan oleh manusia religius atau manusia agama, yaitu orang-orang
yang menitikberatkan kehidupannya pada Yang Mahakuasa. Pemujaan terhadap Yang
Mahakuasa disebabkan adanya kesadaran manusia atas kekuasaan dan kemampuan yang
lebih tinggi dari kekuasaan dan kemampuannya, Yaitu kekuasaan dan kemampuan
yang dapat menentukan hidup matinya seluruh makhluk dimuka bumi ini. Begitu
tinggi pemujaan itu diberikan sehingga manusia berkeyakinan bahwa selama hidup
didunia ini, mereka harus berbuat baik sesuai dengan perintah yang Mahakuasa
dan menghindarkan diri dari laranganNya. Mereka yakin ada kehidupan surga dan
neraka setelah mati nanti, yang berbuat baik tempatnya di surga, sebaliknya
yang melanggar perintahNya akan ditempatkan di neraka.
2. Cinta
Diri Sendiri
Ada juga kasih sayang yang bersumber pada
cinta diri sendiri (self love). Telah dikemukakan, bahwa disamping mencintai
sesama manusia, seseorang perlu memiliki cinta kepada diri sendiri. Banyak
orang menafsirkan bahwa cinta kepada diri sendiri didentikan dengan egoistis.
Apabila maksudnya demikian, maka cinta diri sendiri bernilai negatif.
Tetapi,
apabila diartikan cinta diri sendiri dengan mengurus diri sendiri sehingga
kebutuhan jasmani dan rohaninya terpenuhi secara wajar, maka cinta diri sendiri
bernilai positif. Kita adalah orang pertama yang wajib mengurus diri sendiri.
Contoh cinta diri sendiri yang mengandung niali negatif, misalnya seorang ibu
yang tidak mau hamil karena tidak ingin tubuhnya yang indah menjadi rusak
akibat kehamilannya.
3. Cinta
Erotis
Kasih sayang yang bersumber dari cinta
erotis (sifat kebirahian) merupakan suatu yang sifatnya eksklusif (khusus) ,
sehingga sering memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal ini disebabkan letak
antara cinta dan nafsu yang tidak berbeda jauh.
Padahal
keduanya sangat bertolak belakang sifatnya . kasih sayang dalam cinta erotis
merupakan kontak seksual yang asli sedangkan kasih sayang yang ideal adalah
yang bersumber pada cinta. Oleh karena itu , dalam kehidupan rumah tangga yang
diikat dengan tali perkawinan bila seorang suami tidak mampu menikahi istrinya
secara rohaniah, maka dalam dirinya akan timbul beban mental . ia akan merasa
berdosa atas kekurangannya, begitu juga sebaliknya, berdosalah seorang istri
jika tidak mau melayani kehendak seksual suaminya. Oleh karena itu, timbul rasa
tidak puas antara suami dan istri dalam hubungan seksual, sehingga akan
menimbulkan kerenggangan hubungan yang dapat berakhir dengan perceraian.
Jika
kasih sayang sebagai perwujudan cinta erotis dapat menjadi pengikat erat dalam
hubungan suami istri. Apalagi bila mereka sudah dikaruniai anak .
4. Cinta
Keibuan
Kasih sayang yang bersumber pada cinta
keibuan, terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya. Ibu yang memperoleh
benih anak dari suaminya tercinta akan memelihara anaknya secara hati-hati dan
penuh kasih sayang demi keselamatan keturunanya. Setelah anak lahir melalui
penderitaan yang hebat, dirawat dan diasuhlah sang mutiara hati itu dengan
penuh kasih sayang. Selain ibu rasa cinta keibuan juga dimiliki oelh guru taman
kanak-kanak atau perawat, juga mereka yang menggantikan fungsi seorang ibu,
mereka yang mengajar anak-anak atau memelihara orang sakit dengan penuh kasih
sayang.
5. Cinta
Persaudaraan
Cinta persaudaraan diwujudkan manusia
dalam tingkah laku atau perbuatan. Cinta persaudaraan tidak mengenal batas suku
bangsa ataupun agama. Dalam cinta ini semua manusia adalah sama, yaitu sebagai
makhluk ciptaan Allah . Atas cinta yang demikianlah , seseorang tidak mempunyai
rasa pamrih untuk berbuat baik kepada sesamanya.
2.4
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra, yang
menurut kamus umum bahasa indonesia berarti sangat erat atau karib,
sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau
karib. Kemesraan bersumber pada rasa cinta kasih dan merupakan realisasinya
yang nyata.
Kemesraan dapat diartikan keakraban karena
kata akrab, asal katanya juga berarti karib . Dengan demikian , kemesraan atau
keakraban berarti keadaan yang mempererat hubungan. Kemesraan atau keakraban
yang dilandasi dengan cinta dapat muncul daam sifat sifat romantik, terutama
tampak dalam wujud gerak atau tingkah laku yang sedang bermesraan.
Untuk mewujudkan kemesraan atau keakraban
yang sempurna diperlukan beberapa cara, antara lain dengan kontak mata,
berbicara, dan bersentuhan. Selain tiga hal tersebut , untuk mencapai tingkat
yang lebih tinggi perlu dipergunakan seni mencintai. Manusia mempunyai cara
atau seni tersendiri dalam mewujudkan kemesraan yang merupakan kebutuhan psikis
untuk mencintai atau dicintai.
Tingkatan
kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur dan secara umum dibedakan atas
remaja, rumah tangga, dan manusia lanjut usia (manula) seprti berikut :
1. Kemesraan
Pada Tingkat Remaja
Kemesraan pada tingkat remaja pada umumnya
terjadi ketika remaja berada dalam masa pubertas, tegasnya pada masa genetal
pubertas, yaitu masa dimana remaja memiliki kematangan organ kelamin, yang menyebabkan
dorongan seksualitasnya kuat (heterosexual). Pada saat itu, cinta
erotis akan berkembang dan bila tidak sadar atau hati-hati, mereka dapat dengan
mudah terjerumus kedalam nafsu semata-mata. Secara alami (Intern) keadaan
wanita berbeda dengan pria dalam mewujudkan kemesraan. Hal ini terjadi karena :
a. Unsur
erotik pada wanita lebih lama dan penghayatannya lebih intensif. Sebaliknya,
unsur erotik pada pria lebih cepat. Akibatnya, pada wanita kehidupan fantasinya
mengarah pada imajiner, sedangkan pada pria mengarah pada kehidupan real.
b. Wanita
cenderung membawa persoalan kedalam, yaitu pada diri sendiri, sedangkan pria,
lebih mengarah pada penguasaan dunia luar. Akibatnya, intuisif pada wanita
sangat halus dan tajam, tetapi subjektifitasnya lebih besar dan agresif. Itulah
sebabnya, pria dalam melakukan kemesraan pria jauh lebih agresif daripada
wanita yang cenderung pasif menunggu. Sehingga dirasakan ganjil bila wanita
lebih dulu menyatakan cintanya. Secara sosial hal ini sering dijumpai , tetapi
pada umumnya masyarakat mencela.
Akan
tetapi, kehidupan nyata telah membuktikan nyata telah membuktikan pada masa
terakhir ini, pria mulai dikalahkan peranannya oleh wanita. Beberapa
faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut antara lain adalah :
a. Jumlah
wanita lebih banyak dari pada pria.
b. Masyarakat
dan pemerintah mengarah pada perkawinan monogami, yaitu perkawinan satu orang
wanita dan satu orang pria.
c. Emansipasi
wanita dan kemunduran kaum pria mulai terjadi dalam banyak hal, seperti
persamaan kedudukan sebagai pegawai kantor. Baik pangkat maupun gaji, banyaknya
wanita yang lebih maju dalam karir sehingga pria tertinggal. Secara sadar atau
tidak, terjadilah semacam perjuangan untuk memperoleh suami sehingga diperlukan
sifat yang progresif dikalangan dikalangan kaum wanita.
2. Kemesraan
Dalam Rumah Tangga
Kemesraan juga terjadi dalam rumah tangga.
Dalam tradisi lama, perjodohan ditentukan oleh orang tua atau keluarga, atau
diistilahkan sebagai kawin paksa sehingga anak yang dijadohkan harus menurut.
Pada umumnya, hal ini disebabkan keinginan keluarga untuk memelihara hubungan
dengan keluarga untuk memelihara hubungan dengan keluarga lain melalui
putra-putrinya. Alasannya demi menyatukan tulang-tulang yang berserakan
atau menjaga harta benda keluarga agar tidak lari ketempat lain. Dengan cara
tersebut, cinta kasih yang biasa mengawali perkawinan tidak pernah terjadi.
Diharapkan justru setelah mereka menikah, cinta kasih yang didambakan dapat
terjalin.
Dalam tradisi baru, pemilihan jodoh
dilakukan oleh mereka yang ingin berumah tanggadengan alasan bahwa rumah tangga
akan bahagia dan sentosa apabila dilandasi dengan rasa cinta. Orang tua atau
keluarga masa kini cenderung memakai cara kedua ini sehingga tidak jarang terjadi
perkenalan antara kedua keluarga pada saat terakhir sebelum perkawinan
dilangsungkan. Kedua cara tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing, tetapi semua tergantung pada manusianya .
Walaupun demikian, pada masa tertentu
adakalanya suatu rumah tangga sulit dipertahankan untuk berjalan seperti pada
mulanya. Salah satu penyebab umumnya adalah menopause, yaitu
berhentinya haid pada istri yang disebut jugaklimaktorium yaitu
masa perubahan setelah mencapai puncak, terjadi pada usia sekitar 45 – 50
tahun. Pada masa-masa tersebut rumah tangga sering mengalami krisis sehingga
cinta kasih antara suami-istri menjadi tidak harmonis lagi. Ada tiga penyebab
yang mempengaruhinya, yaitu masalah fisik, psikis dan sosial, seperti yang
diuraikan berikut ini :
a. Faktor
Fisik
Dalam usia 45 tahun, istri mulai tampak
tua, apalagi bila ia telah berhenti haid, ia merasa nafsu seksnya berkurang dan
merasa bahwa tugasnya sebagai seorang wanita untuk memproduksi keturunan sudah
berakhir. Sebaliknya, pria dalam usia tersebut merasa fisiknya justru sedang
hebat-hebatnya, life begin at fourty dikatakan bahwa pada
waktu ini pria sedang mengalami masa puber kedua. Pada masa ini mereka sedang disimpang
jalan.
b. Faktor
Psikis
Dalam usia sekitar 45 tahun, istri mulai
merasakan kejenuhan dalam menghadapi soal partner yang tetap (suami), sehingga
terjadi keengganan untuk melayani kebutuhan rohani seorang suami. Demikian pula
dengan suami, sehingga ketika istri mulai enggan, suami mencari partner yang
lain, baik untuk dijadikan istri muda atau istri simpanan atau hanya sekedar
main-main dengan wanita yang lebih muda dan lebih menarik dari istrinya,
terutama yang mampu melayani kebutuhannya.
c. Faktor
Sosial
Faktor sosial disini timbul karena
peralihan titik perhatian istri. Sewaktu mulai berumah tangga perhatiannya
dipusatkan hanya pada suami saja, maka dalam usia sekitar 45 tahun perhatiannya
mengarah pada kepentingan anak-anak atau cucu-cucunya. Sementara, suami dalam
usia ini, mulai memperhatikan karier atau hubungannya dengan masyarakat juga
mengalihkan perhatiannya dari istrinya pada pekerjaannya ataupun
organisasi sosial.
Bagi keluarga yang kurang memiliki
pengetahuan tentang masalah kondisi fisik atau psikis masing-masing tentunya
akan saling menyalahkan, hingga kadang-kadang berakibat buruk bahkan
menyebabkan perceraian. Kondisi demikian menjadi penyebab kehancuran yang bukan
saja merugikan mereka, tetapi juga anak-anaknya. Akan tetapi, bagi mereka yang
mengerti persoalannya dan amu mempertahankan keutuhan keluarga, masing-masing
mengintrospeksikan diri, sehingga terjadi saling pengertian tanpa melepas
faktor kasih sayang sebagai perekat kuat dalam kerukunan dan keharmonisan rumah
tangga.
3. Kemesraan
Manusia Lanjut Usia (Manula)
Kemesraan juga dapat diteruskan dalam masa
manusia usia lanjut (manula) pandangan lama mengatakan, bahwa kalau manusia
sudah usia lanjut tidak pantas lagi bermesraan. Apabila dilakukan, akan menjadi
tertawaan anak, cucu dan cicitnya. Pandangan demikian sudah tidak sesuai lagi
dengan zaman sekarang yang justru dalam keadaan tersebut, kemesraan harus tetap
dipelihara, tentu saja dengan cara yang berbeda. Kemesraan bagi manula dapat
diwujudkan dalam makan, duduk, jalan-jalan, menonton televisi atau membaca
koran bersama-sama. Alangkah bahagianya apabila pasangan ini dapat merayakan
kawin tembaga (12,5 tahun), kawin perak (25 tahun), kawin emas (50 tahun)
apalagi kawin berlian (60 tahun) diantara ramainya anak, cucu, cicit. Mereka
akan menjadi contoh teladan bagi keturunannya.
Apabila membandingkan kekeluargaan
timur dan barat, kita akan melihat perbedaan yang mencolok. Dapat dikatakan
kekeluargaan di timur bersifat kebersamaan (kolektif), sedangkan di barat
bersifat individu (egoistis), hal ini disebabkan struktur sosial yang memang
berbeda. Di timur, kekeluargaan bersifat sangat akrab walaupun merupakan
keluarga besar (big family), sedangkan di barat kekeluargaan dirasakan kurang
keakrabannya walaupun mereka umumnya keluarga kecil (nuclear family). Perbedaan
lain, di timur memiliki kecenderungan untuk selalu melindungi anak ataupun cucu
(overprotected), sedangkan di barat cenderung cepat memandirikannya.
Misalnya, kebiasaan keluarga timur untuk menidurkan bayi atau anak-anaknya
diantara ayah ibunya, sedangkan pada keluarga barat, bayi apalagi anak yang
lebih besar harus tidur sendiri. Hal lain yang menunjukan perbedaan adalah di
keluarga timur, hubungan anak dan orang tua akan berlanjut sampai tua, sedangkan
di keluarga barat, hubungan itu terputus setelah anak-anak berumah tangga.
D.
Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadinata, kata puja berati
penghormatan atau memuja dewa-dewa atau berhala. Dalam perkembanganya, pujaan
dapat ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan yang diagungkan, dan Tuhan
Yang Maha Kuasa. Dalam pujaan terkandung pengertian bukan sekedar dipuja tetapi
juga disucikan. Pujaan seseorang terhadap orang yang dicintainya diwujudkan
dalam personifikasi dan kata-kata yang indah. Selain kepada pujaan hati
pujaan diberikan juga kepada para pahlawan.
Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan
cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan manusia terhadap Tuhan tidak dapat
dipisahkan, karena Tuhan adalah pencipta. Pemujaan kepada Tuhan adalah inti,
nilai dari kehidupan yang sebenarnya, sperti dalam surat Al-Furqon ayat 59 – 60
:
الَّذِي
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ الرَّحْمَنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا (٥٩)
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَنِ قَالُواوَمَا الرَّحْمَنُ أَنَسْجُدُ لِمَا
تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا (٦٠
“Dia
yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apanya diantara keduanya dalam 6
rangkaian masa, kemudian dia bertahta diatas singgah sananya. Dia maha
pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya tentang soal-soal apa yang perlu
diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “bila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada
Tuhan yang Maha Pengasih”.
Dalam
surat An-Nur ayat 41:
أَلَمْ
تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالطَّيْرُ
صَافَّاتٍ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا
يَفْعَلُونَ (٤١)
“Tidakkah
kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi
dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah
mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka kerjakan”.
1. Cara
Pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai
macam cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi.
Pemujaan sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya.
Pemujaan dapat berupa sembahyang sebagai media komunikasi. Hal itu berarti
manusia memohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon
dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukan jalan yang benar dan
lain-lain. Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah
bahwa cinta kepada Tuhan adalah hal yang mutlak. Cinta yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi.
2. Tempat
Pemujaan
Pemujaan dapat berupa membangun tempat
pemujaan atau tempat beribadah. Terdapat tempat pemujaan yang
berbeda-beda diseluruh dunia , tempat untuk manusia berkomunikasi dengan
Tuhannya sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Seperti masjid
bagi kaum muslim, gereja bagi kaum kristen, pura bagi kaum hindu, candi atau
wihara bagi kaum budha.
3. Berbagai
Seni Sebagai Manifestasi Pemujaan
Seperti dikemukakan di atas, cinta
menimbulkan daya kreativitas penciptanya. Misalnya, dalam seni pahat banyak
sekali dijumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa atau sesuatu yang
dipuja. Dalam seni tari, seperti tari sanghyang jaran dari Bali yang hanya
dipertunjukan pada upacara agama dilakukan pada dini hari tidak boleh ditonton
orang sembarangan misalnya turis, penontonya terbatas.
2.5
HUBUNGAN MANUSIA DAN CINTA KASIH
Manusia dan cinta kasih tidak dapat
dipisahkan karena memang keduanya sangat berkaitan. Manusia normal mempunyai
rasa cinta dan kasih kepada orang terdekatnya. Manusia adalah makhluk sosial
yang perlu ikatan antar setiap manusia sebagai aplikasi dari cinta kasih.
Ikatan itu bisa berbentuk tali persaudaraan, perkawanan, persahabatan, dan
cinta kasih antara manusia bahkan ada cinta kasih terhadap makhluk hidup lainnya
seperti hewan dan tanaman. Manusia membutuhkan manusia lain dan tidak
bisa untuk hidup secara individualis total. Jika diibaratkan seperti makhluk
hidup dan air, semua makhluk hidup sangat membutuhkan air untuk bertahan hidup
makhluq hidup tanpa air akan kehausan dan sulit untuk bertahan hidup, begitupun
Manusia tanpa cinta kasih bagaikan manusia tanpa perasaan dan akan membuat
manusia itu berdarah dingin dan tidak peduli dengan lingkungan yang ada
disekitarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
· Manusia
pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang.
· Cinta
dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya terdapat
perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam
sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada
yang dicintai.
· Cinta
itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala
cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan
apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur
tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan
penderitaan yang luar biasa.
3.2
SARAN
· Dengan
diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat,
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustofa,
Ahmad. 1999.Ilmu Budaya Dasar. Bndung : Pustaka Setia.
http://kamelia11.wordpress.com/tag/pengertian-manusia-menurut-para-ahli/.doc,
diakses pada tanggal 13 Oktober 2014 pukul 12.48
http://iqbalaul.wordpress.com/2013/01/10/hubungan-manusia-dan-cinta-kasih/. Doc, diakses
pada tanggal 12 oktober 2014 pukul 9.56.
http://ibd99.blogspot.com/2012/12/makalah-manusia-dan-cinta-kasih.html,
diakses pada tanggal 12 oktober 2014 pukul 9.56.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar